BERSIN DAN KEWAJIBAN MENJAWABNYA
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk mengucapkan tahmid tatkala bersin. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan Alhamdulillah, jika ia mengatakannya maka hendaklah saudaranya atau temannya membalas: yarhamukalloh (semoga Allah merahmatimu). Dan jika temannya berkata yarhamukallah, maka ucapkanlah: yahdikumulloh wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 6224 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Dalam Shahih Al-Bukhary no. 6223 lafazhnya :
إِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ، فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ.
“Jika seseorang bersin lalu dia mengucapkan ‘alhamdulillah’ maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya.”
Sedangkan di no. 6226 lafazhnya :
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ وَحَمِدَ اللهَ، كَانَ حَقًّا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يَقُوْلَ لَهُ: يَرْحَمُكَ اللهُ.
“Jika salah seorang dari kalian bersin lalu dia mengucapkan ‘alhamdulillah’ maka wajib atas setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya dengan mengucapkan: yarhamukallah.”
(Lihat juga : Shahih Muslim no. 2992)
Wajib, dan hukumnya tidak seperti menjawab salam yang mana satu orang sudah mencukupi. Jika seseorang mengucapkan salam kepada kita “assalamu’alaikum” maka cukup salah seorang dari kita menjawab “wa’alaikumussalam.” Tetapi orang yang bersin wajib atas siapa saja yang mendengarnya untuk mendoakannya. Wajib atas kita semua untuk mendoakannya (dengan mengucapkan “yarhamukallah” yang artinya: semoga Allah merahmatimu –pent) jika dia mengucapkan “alhamdulillah.”
Dari Anas bin Malik dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma,
لما نفخ الله في آدم الروح، فبلغ الروح رأسه عطس، فقال: الحمد لله رب العالمين، فقال له تبارك وتعالى: يرحمك الله
“Tatkala Allah meniupkan ruh kepada Adam, dan ruh itu sampai di kepalanya, Adam pun bersin. Dia mengucapkan, “Alhamdulillah.”
Maka Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berkata kepadanya, “Yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu).”
(Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.2159)
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullahu ta’ala berkata :
Kalau dia lupa maka ingatkanlah dia, dan katakan padanya, “Ucapkanlah Alhamdulillah”.
Jika dia meninggalkannya karena meremehkan, maka jangan ingatkan dia.
Lalu dari mana aku tahu akan hal itu?
Bagaimana juga aku tahu kalau dia itu lupa atau meremehkan?
Diketahui dari zhahir hadits “Maka ucapkanlah Alhamdulillah”. Maka jika tidak mengucapkannya janganlah dijawab dan jangan pula diingatkan.
Akan tetapi engkau boleh mengajarinya dengan mengatakan kepadanya, “Jika seseorang bersin maka hendaknya dia mengucapkan Alhamdulillah, karena bersin itu dari Allah sedangkan menguap itu dari setan.”
Bersin itu menunjukkan semangatnya tubuh oleh karenanya, seseorang akan mendapati tubuhnya terasa ringan (setelah bersin).
(Syarah Riyadhus Shalihin jilid 1 hal 568)
Berkata Al-‘Allamah As-Sa’diy rohimahulloh:
❝ Barangsiapa yang tidak memuji Allah (baca: mengucapkan alhamdulillah) maka tidak berhak mendapatkan jawaban, dan jangan sekali-kali mencela kecuali dirinya sendiri. Karena dialah yang telah menyebabkan dirinya terluputkan dari 2 kenikmatan:
1. kenikmatan memuji Allah,
2. dan kenikmatan (mendapatkan) doa dari saudaranya baginya yang mengharuskan bersyukur. ❞
(Bahjah Qulub Al-Abror, As-Sa’diy 1/82)
Balas